- Jaringan Jalan Raya
Pola transportasi utama di kota Malang yakni konsentris-radial dengan sistem lingkar dalam (inner ring road) yang pada umumnya berpola grid, dimana Kota Malang mengalami peningkatan arus pergerakan manusia dan barang dari satu wilayah kota menuju ke wilayah kota yang lain serta pergerakan antara kota Malang dengan daerah luar kota Malang. Hal tersebut didukung oleh kondisi jalan yang relatif bagus dengan topografi relatif datar dan perambuan jalan yang lengkap.
- Sarana Angkutan Umum
Moda transportasi umum yang ada di Kota Malang, terdiri atas Bis Umum (besar), Bis Umum (sedang), Bis Umum (kecil), MPU, Pick Up, Truk (sedang), Truk (berat), Truk (gandeng), Krt Tempel, Penarik / Traktor head. Adapun trayek kendaraan angkutan kota yang ada di Kota Malang terdiri atas 26 trayek angkutan, yang menghubungkan antara wilayah-wilayah yang ada di Kota Malang. Angkutan kota tersebut beroperasi hampir 24 jam sehari dengan warna kendaraan yang diseragamkan.
- Terminal
Kota Malang memiliki 3 terminal utama, yaitu Terminal Arjosari, Terminal Gadang, dan Terminal Landungsari. Terminal Arjosari merupakan terminal induk terbesar di kota Malang yang melayani perjalanan ke luar Kota Malang dan angkutan antar propinsi. Terminal Gadang merupakan terminal regional yang terletak di sebelah Selatan kota yang merupakan terminal bagi bus antar kota dalam propinsi (antara lain jurusan Blitar), angkutan kota (mikrolet) dan angkutan pedesaan. Sedangkan Terminal Landungsari merupakan terminal regional yang berada di sebelah Barat Laut kota Malang yang merupakan terminal bagi bus antar kota dalam propinsi (antara lain jurusan Batu-Kediri), angkutan kota (mikrolet) dan angkutan pedesaan.
- Jaringan Kereta Api
Jaringan jalan rel Kereta Api di Kota Malang ini membagi Kota Malang menjadi 2 (dua) bagian, membentang dari Utara ke Selatan hampir sejajar dengan jalan arteri dan mempunyai beberapa perlintasan dengan jalan utama, sehingga mempengaruhi arus lalu lintas jalan raya. Perlintasan antara jalan rel lintasan utama dengan jaringan jalan tersebut masing – masing berada di lokasi :
- Lintasan jalan raya Utara-Selatan yaitu Jl. A. Yani (17 kali/hari tutup/buka pintu rel) dan Jl. Laks. Martadinata (yang sangat mempengaruhi lalu lintas) dengan 15 kali/hari tutup buka pintu rel.
- Lintasan jalan raya Timur – Barat yaitu Jl. Laks. Adi Sutjipto dan Jl. WR Supratman (17 kali/hari tutup buka pintu rel), dan Jl. Satsuit Tubun (15 kali/hari tutup buka pintu rel).
Sempadan rel kereta api di beberapa wilayah Kota Malang lebih banyak dimanfaatkan sebagai area permukiman dan sebagai kawasan lainnya. Kondisi ini dapat dilihat di sempadan kereta api di sepanjang jalur Malang kota lama (sekitar jembatan Fly over) hingga ke jalur kota baru. Jarak antara rumah penduduk dengan rel kereta api pada sisi kiri dan kanan tidak lebih dari 3 meter. Sempadan-sempadan rel kereta api di Kota Malang tersebut dapat digunakan sebagai ruang terbuka hijau yang dapat mereduksi polusi udara dan getaran kereta api.
- Jaringan Pejalan Kaki
Berdasarkan hasil survey primer diketahui bahwa sebagian besar koridor jalan utama mulai dari arteri primer hingga kolektor memiliki jalur pedestrian. Sebagian besar dari trotoar kondisinya masih sangat bagus.